Sunday 23 October 2011

Kalau gue jadi wartawan

Gue selalu mengalami dilema yang mendalam setiap ngidupin tv *ahak*, pengen nonton kartun dibilang kekanak-kanakan, nonton sinetron konfliknya lebay luar biasa! ceritanya bikin gue pengen lempar sendal jepit ke layar tv, gue curiga itu sutradaranya abege, karena cuma abege yang bisa ditoleransi untuk berlebay ria *menurut gue*, nonton who wants to be a millioner udah ngga ada lagi.

Tapi, sedilemanya *bahas apa ini!* gue milih channel, lebih dilema lagi gue ngadepin siaran berita. SUMPAH.

Gue ngga tau harus gimana, ngga nonton ntar gue jadi ngga up date berita, masak gue cuma tau gigi doang, tapi kalau ditonton, beuuuuh! keinginan gue untuk up date status facebook ngalah-ngalahin cewek galau lagi patah hati ditinggal kawin.

Menurut gue, berita sejak reformasi dielu-elukan tidak cocok lagi dengan kata berimbang, apa gue selalu nonton waktu berita-berita tragis ya? apa salah gue? salah temen-temen gue? salah yang jual tv?

Harusnya berita-berita yang bikin stres itu diselingi dengan berita-berita membahagiakan, dengan bangga gue suguhi berita alternatif ala gue *senyum tersungging* :

1. Pagi sampai petang ini, demonstrasi mahasiswa terjadi di pusat kota A *demo apa puasa?*, spanduk berjejeran, toa dimana-mana, pedagang asongan juga eksis dong jual minuman dan cemilan, mahasiswa tidak puas dengan pemerintah, pemerintah tidak peduli dengan nasib mahasiswa, udah capek kuliah,uang jajan habis beli makanan di kantin, bikin skripsi, giliran tamat, eh dapat kerjaan susah, pokoknya mahasiswa pada BT.

NAMUN di pusat kota B, para mahasiswa dari seluruh provinsi sedang sibuk medaftar ulang untuk mengikuti perlombaan tingkat nasional, baju almamaternya keren-keren loh, warna warni, mereka sangat berterimakasih kepada pemerintah yang telah mefasilitasi kegiatan ini, katanya selain bisa ikut lomba, mereka dapat uang saku, makanan gratis, luamayan apalagi buat anak kosan, bisa jalan-jalan habis lombaan, dapat teman-teman baru lagi, ihuuuuw

2. Hari ini telah terjadi penggusuran besar-besaran di pinggiran kota A, besar bukan kepalang ngalah-ngalahin panjangnya ular naga, terjadi adu mulut dan adu jotos antara yang akan digusur dengan aparat. Ada yang teriak-teriak, ada yang nangis, ada yang guling-guling di tanah, tapi tetep ada pedagang asongan jual minuman dan cemilan, pokoknya luar biasa. Seharusnya pemerintah ngasi ultimatum dulu, jangan langsung agresi aja, emangnya ini zaman belanda, pokoknya masyarakat murka!

NAMUN, di pinggiran kota B, terlihat para masyarakat yang baru pindah sibuk bebenah rumah baru mereka, ada yang ngecat rumah, ada yang nanam beringin, nyabutin rumput tetangga. Mereka orang-orang yang dipindahkan dalam program transmigrasi, sekarang mereka hidup lebih baik, walaupun jauh dari kampung, toh nanti kalau hidup baek ada rezeki bisa pulang kampung, ya kan ya dong. Terlihat para aparat setempat ikut mebantu mereka, dan mereka makan lontong sayur bersama setelah selesai bebenah rumah, pemandang yang menggemaskan sekali.

3. Telah terjadi tindakan kriminal di kampung A, ayah memukul anaknya, pemuda setempat nyolong jemuran tetangga sebelah rumahnya *hari gini*, pembantu disuruh nyetrika badannya setelah selesai nyetrika baju, suami nyiram istrinya dengan air raksa *dicurigai suaminya baru pulang praktikum kimia*, perseteruan antar RT, panah, periuk, centong, garpu, sendok dimana-mana *RT mana ini?*, luar biasa kacau, kacau sekacau-kacaunya pemirsa! zaman edan! sepertinya kiamat sudah dekat, tobatlah! TOBAT SEBELUM TERLAMBAT!

NAMUN, di kampung B, terlihat seorang ayah yang menggandeng anaknya pergi ke mesjid, pemuda setempat menolong kakek yang kesusahan mendorong beca barangnya, pembantu yang diberi liburan lebaran dan gaji plus plus sama majikannya, dan para ibu-ibu antar RT arisan bulanan sambil koro-koro di kelurahan, sebuah kampung yang aman damai sentausa serta mulia pemirsa, super! super sekali!

Nah gini nih harusnya berita, kayak film Korea, bisa nangis bisa ketawa, jangan kayak film India nangis mulu, atau kayak sinetron Indonesia bikin stres mulu *santai bro, yang suka film India sama sinetron Indonesia, santai santaiiii*

Dari dulu, sampai sekarang, hidup itu gitu-gitu aja, ada hidup ada masalah, ada suka dukanya, ada gula ada semut, lain lubuk lain ikannya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui *oke cukup!*. Yang beda itu orang-orangnya, ada yang mati ada yang lahir. Nah semuanya itu tergantung kita, bisa liat dukanya doang, bisa liat sukanya doang, atau bisa liat dua-duanya. Dan sebagai sesuatu yang bisa mempengaruhi opini orang banyak seharusnya bisa membantu melihat hidup dari dua sisi.

Mungkin gue orang dulu yang hidup di masa sekarang *bukan! gue ngga pernah reinkarnasi*, tapi gue kangen suasana Indonesia yang tidak seribet sekarang, atau tidak dibuat seolah-olah sulit untuk menemukan berita bahagia di negara tercinta ini.

Salam bulan purnama *auuuuu*

No comments:

Post a Comment